Selasa, 14 Agustus 2012

Perpisahan Ini

Untukmu,

Seseorang yang tangannya pernah ku genggam erat.

Hey, bagaimana kabarmu setelah kebersamaan kita berakhir? Apakah atmosfer keberadaanmu masih hangat dan menetramkan? Entahlah, mungkin sebaiknya aku tidak membawa hal masa lalu untuk diperbincangkan di masa sekarang.

Aku tidak ingin berbasa-basi, basa-basi hanya akan membuatku menceritakan segala kenangan yang pernah kita buat bersama. Tenang! Aku tidak membencinya, hanya saja akan membuatku selalu teringat dengan kau. Mungkin kau menemukan hal ini sebagai sesuatu yang konyol, tapi bagiku ini adalah sebuah pelajaran hidup.

Jadi, sudah berapa lama kita berpisah? Aku tidak terlalu suka menghitungnya. Bagiku, entah dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun jika kita berdua sudah sepakat berpisah, itu adalah saat dimana aku harus menulis kata TAMAT di akhir cerita sebuah buku, menutupnya, lalu mengambil buku baru yang masih bersih untuk aku tulis lagi. Singkatnya, perpisahan denganmu itu kenyataan, bukan mimpi yang jika kita jatuh dari tempat tidur semuanya akan kembali terulang sama seperti saat kita aku mulai bermimpi.

Aku tidak ingin menyesali selesainya kebersamaan kita. Sungguh! Aku sama sekali tidak ingin menyesalinya. Menyesali perpisahan seperti halnya menabur garam di atas luka, semakin disesali rasa sakit semakin membayangi. Menyesalinya sama saja memintamu kembali padaku.  Mustahil? Tidak ada yang mustahil hanya saja itu akan terlihat lucu. Dan bagiku, perpisahan adalah proses dari sebuah hubungan yang melibatkan rasa kehilangan. Sekali lagi, bagiku ini adalah rasa yang wajar. Kehilangan itu bagaikan seorang gitaris tanpa satu senarnya. Awalnya sumbang, tapi tak lama kemudian ia akan menemukan senar baru untuk menggantikan senar barunya.

Lagipula, perpisahan ini membuatku bersyukur. Bersyukur bahwa aku pernah memilikimu walau tak sepenuhnya dalam perjalanan hidupku. Itu adalah sesuatu yang manis untuk dikenang. Jika kau bertanya apakah aku akan terus mengenangnya, aku akan menjawab ya. Kau adalah cerita yang sudah tertulis dalam keleidoskop kehidupanku. Ada, nyata, dan abadi. Jadi berhenti mengenangnya sama saja aku mencoba hilang ingatan. Lagipula jika manusia telah mati, ia hanya akan bisa hadir melalui kenangan orang yang mengenangya. Tenang saja, aku tidak sedang mendoakanmu untuk segera pergi dari dunia ini =]

Jika kau bertanya apakah aku sempat merasakan kesepian, aku akan menjawab ya. Kesepian belum tentu datang dari perpisahan, tapi perpisahan pasti mendatangkan kesepian walau sesaat. Tapi aku yakin, perpisahan tidak akan pernah membunuhku (kecuali kau adalah seseorang idiot yang sudah tidak menghargai betapa berharga dan mahalnya kehidupan ini.) ia hanya akan membuatku mau tidak mau, siap tidak siap menatap ke depan.

Kau harus tahu satu hal, aku takkan pernah mengungkit mengapa kita berpisah. Perpisahan kita, perpisahan ini, semua adalah kehendak Tuhan. Alasan yang tercipta pun sebenarnya hanya untuk menutupi campur tangan Tuhan dalam hubungan kita. Tak apa, aku takkan protes toh rencana Tuhan adalah yang terbaik meskipun bukan yang termudah.

Aku belum yakin bahwa selepas bersamamu, aku akan bisa mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti saat bersamamu. Tapi aku berjanji akan satu hal, bahwa aku akan menemukan seseorang yang lebih baik darimu. Bagiku, kebahagiaan bisa dirintis perlahan dengan langkah pelan tetapi pasti. Tapi tidak halnya dengen menemukan seseorang yang tepat. Kau harus menemukannya atau mungkin saat Tuhan berbaik hati, Beliau akan menuntunnya untukmu. Semua jalan bisa memiliki kemungkinan, tinggal bagaimana Tuhan yang menentukan.

Aku berharap, perpisahan ini bukanlah alasan untuk kita tidak bisa menjadi sesuatu yang lebih baik. Aku berharap kita bisa menjadi sesuatu yang berbeda di masa depan. Siapa tahu kan bahkan bisa menjadi sahabatku, walaupun harus aku katakan bersikap normal di depanmu itu tak semudah saat kita masih bersama. Setidaknya kita bukanlah musuh di masa depan.

Pada akhirnya, kau adalah salah satu pelajaran terpenting dalam hidupku. Dan untuk hal itu, aku benar-benar berterimakasih.

Tertanda,

Seseorang yang pernah mengenggam tanganmu erat.



P.S: Jika ternyata kita bertemu lagi di masa depan dengan sesuatu yang tak sama seperti pertama bertemu dan terakhir berucap, tolong simpanlah untuk dirimu sendiri atau berikan kepada seseorang yang kau yakini lebih baik dari aku. =]