Hola-halo ma bro!
Aku balik lagi buat nulis. Kali ini aku mau nulis tentang “stalker”. Aduh sok
bahasa twitter banget yaa, biasa kan aku tweeple a.k.a twitter people hahaha B). Apapun tentang stalker,
stalked, dan stalking sebisa mungkin akan aku coba untuk uraikan menurut
pendapatku. So, please enjoy it guys!
PS: Jangan lupa
kritik saran yaa =]
Menurut Kamus
English-Indonesia dari Peter Salim, Stalk/stalked/stalking/stalks artinya mendekati binatang liar dengan hati-hati.
Sedangkan Stalker adalah orang yang
mengintip binatang liar. Lain lagi menurut The New Oxford American
Dictionary yang mengartikan stalk untuk verb sebagai pursue or approach; harass or prosecute (someone) with unwanted and
obsesssive attention; move silently or threateningly through a place; stride
somewhere in a proud, stiff, or angry manner. Kalau pengartian dengan stalk
untuk noun adalah a stealthy pursuit of
someone or something; a stiff, striding gait. Pendeknya, stalk adalah
kegiatan mengintip secara diam-diam seseorang untuk mengetahui apa yang
dilakukan orang tersebut.
Menurut
pendapatku, stalking itu bisa dibedakan jadi 2 jenis. Social Network
Stalking/SNS dan Social Life Stalking/SLS. Dari 2 itu, yang paling enteng tapi
mungkin gampang menimbulkan kesalahpahaman adalah social network stalking.
Sedangkan yang extreme adalah social life stalking.
Social Network
Stalking/SNS itu bisa kita lakukan dengan stalking di twitter atau facebook.
Contoh, kamu punya someone yang lagi menarik perhatian kamu, terus karna kamu
masih buta tentang dia a.k.a kamu belum tau status dia available or taken, kamu
buka twitter dia. Kamu liatin TLnya, ada engga cewek/cowok yang lagi sering
banget mentionan sama someonemu itu. Kalau engga ada pastinya bersyukur kalau
ada sebelum janur kuning melengkung apapun bisa diusahakan (?). Prosedur yang
sama bisa juga dilakukan di facebook. Bedanya kalau di facebook itu siapa yang
lagi hobi wall to wall sama dia. Tapi, hal itu semua ga akan ada gunanya kalau
twitternya di protect atau di private tweet. Good newsnya kalau kalian udah
saling nge-follow that’s not a big problem. Tapi gimana kalau kalian samasekali
engga saling nge-follow? Well, let’s singing sayonara for stalking his/her
twitter. Sama juga dengan facebook, kalau kalian belum temenan ya say goodbye
deh.
Social Life
Stalking/SLS itu selain kamu stalking social networknya, kamu juga stalking
hidup dia. Dari dia mulai bangun tidur, sekolah, dia ada ekstra apa, dia ikut
les apa aja, sampai balik tidur itu kamu hafal di luar kepala! Saat kamu di
tingkat SLS ini, kamu justru lebih tahu apa yang bakalan dia lakuin daripada
dia sendiri. Dan kalau keterusan, kamu bakalan jadi sasaeng fans dia. Sasaeng
fans itu semacam fans yang bertindak absurd banget demi mengetahui kehidupan
idolanya. Contoh, masang CCTV di area parkir si idol, nungguin di depan rumah
idol, ngikutin kemanapun idol pergi dan lain-lain. Ibaratnya, kalian itu kayak
ekornya idol yang selalu ikut kemanapun dia pergi. Kalau udah yang kayak gitu,
siap-siap deh berhadapan sama pihak berwajib. Kenapa? Jelas banget, itu
annoying. Kalian menganggu ketenangan idol kalian sendiri. Emang, kehidupan
idol itu konsumsi publik, tapi masa ga boleh sih mereka punya sedikit ruang
privasi mereka? Fans sejati pasti tahu batasanlah. Oh iya, sasaeng fans itu
istilah dalam dunia Hallyu tapi menurutku bisa juga diterapkan di seluruh
dunia.
Nah sekarang, aku
tanya. Kalian itu termasuk golongan apa? Social Network Stalking/SNS atau
Social Life Stalking/SLS? Pasti kebanyakan kalian dalam hati bilang “Aku cuma
stalking twitter doang kok. Amit-amit sampai jadi ekornya.” Tapi mungkin tanpa
kalian sadari kalian mulai menuju tahap Social Life Stalking/SLS. Contoh paling
gampang yaa itu, kalian hafal apa kebiasaan yang sering dia lakukan. Sederhana,
tapi kalau tidak diamati secara cermat ga bakalan ada orang yang memperhatikan.
Ngaku ga? Pasti ada walaupun kalian engga ngaku.
Balik ke pokok
bahasan. Aku sendiri juga sadar, jadi stalker seseorang itu sedikit banyak
perlu pengorbanan. Kalau ada yang bilang stalking itu enak, asyik, you gotta
wrong guys. Para stalker di luar sana pasti walaupun sedikit pasti sakit liat
orang yang dia stalking engga sadar dengan keberadaan dia. Mana ada orang yang
tahan nge-stalk seseorang yang ternyata udah taken? Well, kalau ada aku kasih
standing applause. Kalian hebat bisa bertahan dengan sakit hati yang pasti
nyesek banget.
Menurutku, jadi
stalker itu pilihan. Stalker memilih untuk mendedikasikan sedikit dari waktu
hidup mereka untuk mengetahui kehidupan seseorang yang mungkin engga tau dengan
kehidupan stalker itu. Dalam kamus para stalker, ga ada kata terpaksa untuk
jadi stalker. Mereka melakukannya atas keinginan diri sendiri, murni dari dalam
hati mereka sendiri. Justru mungkin saat mereka engga nge-stalk, mereka akan
menyesal sendiri. Jangan nganggap para stalker itu absurd atau weird. Mereka
adalah orang yang ingin menyampaikan kasih sayang mereka, cuma mereka belum tau
atau belum bisa mengapresiasikan rasa mereka tersebut pada orang yang mereka
stalking. =]
Tapi gimana kalau
aktifitas stalking kalian menganggu dia atau bahkan diri kalian sendiri? Perlu
kalian sadari, perlahan orang yang kalian stalking pasti akan mengetahui kalau
dia punya stalker, yaitu kalian. Ibarat peribahasa, sepandai-pandainya tupai
melompat pasti akan jatuh juga. Kalian ga bisa selamanya bertahan nge-stalk dia
tanpa memberi tau kalau kalian ada dan sayang sama dia. Dan mungkin ketika dia
udah bener-bener terganggu dengan aktifitas stalking kalian, dia bakalan
langsung atau tidak langsung menghujat kalian. Once again, kalian siap dihujat
orang yang kalian suka gara-gara berlebihan nge-stalk? Engga kan? Pasti engga.
Dan kalau hal itu
sampai terjadi, itulah cara Tuhan untuk meminta kalian secara ‘halus’ berhenti
stalking dia. Dalam melakukan sesuatu, Tuhan pasti memberikan batas waktu bagi
kita, dan bila momen ‘penghujatan’ itu datang mau engga mau, siap engga siap
you must go from her/his life. Kalau kalian maksain buat tetep nge-stalk dia,
you gonna be a real Social Life Stalker! Orang dengan status SLS itu mendasari
keinginannya bukan dengan rasa sayang, tapi obsesi yang terlalu menggebu atau
obsesif kompulsif. Orang yang lama berkecimpung di dunia per-stalker-an pun
pasti ogah temenan sama orang kayak gitu. Memaksakan kehendak untuk tetap
nge-stalk ketika udah dihujat samasekali bukan pilihan bijaksana. Risk your own
life.
Finally,
menurutku stalking bukan hal yang masuk kategori ‘worst’ tapi engga bisa
dibilang ‘good’. Itu tergantung cara pandang kalian. Yang pasti saranku buat
para stalker, katakan apa yang seharusnya dikatakan dan ungkapkan apa yang
seharusnya diungkapkan. Cepat atau lambat kalian pasti akan menemui momen
‘penghujatan’ itu. Sebelum terlambat, sebelum dia pergi dengan kebencian pada
kalian. One last quote...
“Jika memang ingin memiliki, katakan saja yang sejujurnya.
Apabila kenyataan memberi kalian kepahitan, itu tanda bahwa Tuhan telah
menyiapkan rasa manis yang berjuta-juta kali bisa mengobati kepahitan tersebut
=]”