Hello fellaz, I’m back. Kali
ini, aku mau sedikit agak serius. Di tulisan ini, aku bakalan lebih membahas
tentang timeline kehidupan kita. Jadi, untuk apa banyak cakap?
12 tahun yang harus kita
nikmati. Ada yang tahu ga maksud dari kalimat di depan? Yap, kalimat di depan
berarti masa sekolah dimulai dari SD ke SMP dan berakhir di SMA. Kalian pasti
mikir kenapa cuma 12 tahun yang harus kita nikmati padahal kita bakalan punya
tahun-tahun ke depan yang mungkin lebih awesome dari 12 tahun masa kita
sekolah. Calm down, mulai dari sini aku bakalan jelasin mengapa tulisan ini
ada.
12 tahun yang harus kita
nikmati. 6 tahun masa SD lanjut 3 tahun masa SMP dan berakhir di 3 tahun masa
SMA. Ini waktu normal pelajar dalam mengarungi kehidupan berseragam. Perkecualian
buat mereka yang memilih kelas akselerasi. Buat mereka bisa aja 11, 10 atau 9
tahun yang harus mereka nikmati. Tapi balik lagi karena aku anak yang secara
pasti bakalan menjalani kehidupan berseragam selama 12 tahun jadi aku bakalan
memilih angka 12.
12 tahun yang harus kita
nikmati. Mungkin buat kalian ini sepele, tapi buatku 12 tahun yang akan atau
sudah kita lewati adalah masa-masa dimana kita pertama kali berkenalan dengan
kerasnya kehidupan. Belajar bagaimana membuat keputusan, belajar bagaimana
memilih jalan yang akan dilalui, belajar bagaimana untuk mencapai sebuah
cita-cita tidak hanya cukup diucapkan tapi harus diperjuangkan.
12 tahun yang harus kita
nikmati. 6 tahun di masa SD buatku adalah semacam masa orientasi tahap satu
untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Lingkungan baru, teman baru, guru baru,
suasana baru dan hal-hal serba baru yang sebagian dari kita menganggapnya indah
dan sebagian dari kita menganggapnya bencana. Kalau ditanya, aku bakalan
memilih option pertama dimana 6 tahun masa SD adalah masa yang indah. Sewaktu
SD, kita ga harus berurusan dengan cinta, pacar, galau dan fake smile. Cukup berurusan
dengan kasih sayang orang tua, keluarga, teman-teman, lingkungan kita dan
menyunggingkan sincere smile. Ditambah belajar ilmu-ilmu dasar yang akan terus
berkembang seiring berjalannya waktu dan naiknya strata pendidikan.
12 tahun yang harus kita
nikmati. 3 tahun di masa SMP adalah masa orientasi tahap dua dimana kita
belajar membuat keputusan yang lebih rumit dan saat dimana kita tidak hanya
sekedar memimpin diri sendiri tapi juga memimpin orang lain. Saat dimana remaja
sudah bersentuhan dengan pacar, cinta dan galau. Maybe it suck, tapi kenyataan
adalah hal yang tidak bisa dibantah. Saat-saat dimana fake smile sering
disunggingkan. Saat-saat dimana ego adalah musuh terbesar, saat-saat dimana
sikap pemberontak mulai terbentuk secara alamiah dan saat-saat dimana orang tua
bukannya mengendorkan ikatan mereka tapi justru mengeratkan ikatan mereka.
12 tahun yang harus kita
nikmati. 3 tahun di masa SMA adalah masa orientasi tahap terakhir dimana jika
kita telah lepas dari masa SMA atau dengan kata lain saat dimana sudah tidak
ada seragam yang melekat pada diri kita berarti kita telah dianggap dewasa
secara sempurna. Di masa inilah, kepribadian seorang anak manusia akan
benar-benar dibentuk dan ditempa. Ibarat sebuah rumah, masa 3 tahun di SMA
adalah saat dimana rumah mulai terbentuk dan mulai dipercantik. Dan di masa
inilah fake smile hampir kabur dengan sincere smile, saat dimana kelabilan
remaja bisa saja merubah situasi dan kondisi lingkungannya, saat dimana mau
tidak mau siap tidak siap kita harus sudah menentukan jalan hidup kita sendiri,
saat dimana orang tua mulai mengerti kapan saat yang tepat untuk mulai mengendurkan
ikatan tanpa melepaskan ikatan mereka, saat dimana kita ditantang untuk memilih
ego atau menggunakan akal pikiran dan hati nurani, dan saat dimana momen
melepaskan seragam adalah momen paling krusial dan puncak dari 12 tahun yang
harus kita nikmati.
12 tahun yang harus kita
nikmati. Bohong kalau aku bilang 12 tahun ini ga berkesan, ga hebat, jelek dan
lain-lain. 12 tahun ini benar-benar saat yang hebat. Saat dimana aku mencari
jati diriku dan mencari sahabat yang bisa aku jadikan pegangan. Saat dimana aku
berhadapan dengan ribuan masalah yang harus aku atasi, entah itu sendirian atau
bersama-sama.
Aku percaya dengan apa
yang kakak sepupuku bilang. He said “Mungkin benar ketika kamu kuliah kamu akan
merasa lebih menjadi diri sendiri dimana kamu bisa ke kampus tanpa harus dengan
seragam dan sepatu yang ditentukan sekolah. Tanpa peraturan sekolah yang kamu
anggap payah dan lainnya. Tapi kamu juga harus percaya, 12 tahun kamu
berseragam akan selalu membuat kamu ingin kembali mengulang lagi saat-saat itu.”
Walaupun aku baru menjalani
11 tahun dari 12 tahun yang harus kita nikmati, aku udah ngerasa bahwa kadang
aku rindu masa SD dan SMP-ku. Jaman SD yang tiap pulang sekolah main petak
umpet, betengan, kaki-kakian entah itu sama kakak kelas atau adik kelas. Jaman dimana
kita bisa menertawakan diri sendiri karena kekonyolan yang kita lakuin
bareng-bareng. Jaman dimana jalan di koridor kelas dengan pandangan lurus ke
depan adalah hal yang ngebuat semua adik kelas segan ke kamu. Itu konyol, tapi
percaya deh kalian pasti bakalan kangen stupid moment macam itu.
Masa SMP-ku? Mungkin aku
bisa bilang aku mengawali masa SMP tidak dengan mulus. Dengan tempramen yang
meledak-ledak, cara ngomong yang terkesan angkuh dan menyepelekan dan
kekuranganku yang lainnya ngebuat aku semacam dikucilkan dari pergaulan kelas
selama hampir 1 tahun masa kelas 7. Tapi justru saat itulah aku tahu bahwa aku
punya sahabat-sahabat yang ga akan aku temuin untuk kedua kalinya. Di titik
inilah aku menemukan suatu pembelajaran dimana kadang menjadi diri sendiri
tidak selalu membawa kita ke jalan yang baik pada awalnya namun kita akan
menemukan orang-orang yang mau memahami bagaimana apa adanya diri kita pada
akhirnya.
Kalau diibaratkan semacam
timeline twitter, masa SMA adalah account twitter yang aku follow duluan dan
bakalan selalu aku kepoin karena tweetnya yang menarik. Iya, di masa inilah
kita akan menemukan cakrawala dunia yang jauh berbeda dari masa SD dan SMP. Teman-teman
yang lebih mutual, organisasi yang berskala jauh lebih besar dan ga lupa
intrik-intrik licik kehidupan yang mulai bertebaran. Pernah dengar pepatah yang
bunyinya “masa SMA adalah masa-masa terbaik”? Well, aku percaya dengan
kata-kata di atas. Di luar tugas yang menggunung, ulangan yang bejibun,
tanggung jawab yang diemban dan ego yang harus diredam, masa SMA adalah masa
terbaik dari 12 tahun yang harus kita nikmati. 3 tahun terakhir yang selalu
akan membuka mata kita bahwa baik buruknya kehidupan ke depan berada di tangan
kita yang melihatnya.
12 tahun yang harus kita
nikmati. Pada awalnya aku ga terlalu peduli dengan masa belajar yang cukup lama
ini. Hampir ¾ kehidupan kita di masa belasan habis di sekolah. Tapi semakin ke
sini, semakin aku berdekatan dengan ambang kelas 12 semakin aku ngerasa 12
tahun yang akan aku lewati adalah waktu yang precious. Kalau aku flashback lagi
dan aku bandingkan dengan masa kuliah yang sering kakak kelas ceritain, akan ada
perbedaan yang besar banget.
Di masa kuliah nanti,
apakah kita bakalan nemuin orang yang dateng pagi-pagi bener Cuma buat nyalin
PR temennya? Di masa kuliah nanti, apakah kita bakalan nemuin ulangan yang
brutal dengan tanya kanan-kiri? Di masa kuliah nanti, apakah kita bakalan
nemuin orang yang setengah nyawanya ndengerin musik pakai earphone dan setengah
nyawanya engga lagi di raganya waktu di kelas? Di masa kuliah nanti, apakah
kita bakalan nemuin orang-orang yang gitaran sambil nyanyi-nyanyi ga jelas
waktu jam kosong? Di masa kuliah nanti, apakah kita bakalan nemuin orang yang
hobi banget ngomong-ngomong walaupun gurunya ada di depan kelas? Di masa kuliah
nanti, apakah kita bakalan nemuin orang-orang yang mainan wuzz kalau ga ada
kerjaan? Dan yang paling krusial adalah.... apakah di masa kuliah nanti kita
bakalan nemuin orang-orang yang dihukum guru BK gara-gara pakaian seragam ga
lengkap dan semacam ga disetrika?
Aku belum tahu apakah
jawaban dari semua pertanyaanku, tapi satu hal yang pasti, aku tahu bahwa
pertanyaan terakhir akan terjawab dengan jawaban tidak.
Pada akhirnya, dengan
waktu 1,5 tahun yang tersisa aku bakalan sebisa mungkin menikmatinya. Menikmati
bagaimana rasanya berseragam khususnya seragam putih abu-abu sebelum akhirnya
aku melepas seragamku dan bersiap menjalani kerasnya kehidupan :]
“Bersyukurlah pada Tuhan untuk 12 tahun yang
berhasil kita lalui dan 12 tahun yang harus kita nikmati. Karena di luar sana,
ada jutaan anak manusia yang tidak mengalami 12 tahun secara utuh atau mungkin
malah tidak mengetahui seberapa berharganya 12 tahun itu.”
bagus sih gif kronologi nya.
BalasHapustapi kok panjang banget ya? :D
Aku sudah tinggal 5 bulan
BalasHapus