Untukmu,
Seseorang yang tangannya pernah ku genggam erat.
Hey, bagaimana kabarmu setelah kebersamaan kita berakhir? Apakah atmosfer
keberadaanmu masih hangat dan menetramkan? Entahlah, mungkin sebaiknya aku
tidak membawa hal masa lalu untuk diperbincangkan di masa sekarang.
Aku tidak ingin berbasa-basi, basa-basi hanya akan membuatku menceritakan
segala kenangan yang pernah kita buat bersama. Tenang! Aku tidak membencinya,
hanya saja akan membuatku selalu teringat dengan kau. Mungkin kau menemukan hal
ini sebagai sesuatu yang konyol, tapi bagiku ini adalah sebuah pelajaran hidup.
Jadi, sudah berapa lama kita berpisah? Aku tidak terlalu suka
menghitungnya. Bagiku, entah dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan dan tahun jika kita berdua sudah sepakat berpisah, itu adalah saat dimana
aku harus menulis kata TAMAT di akhir cerita sebuah buku, menutupnya, lalu
mengambil buku baru yang masih bersih untuk aku tulis lagi. Singkatnya,
perpisahan denganmu itu kenyataan, bukan mimpi yang jika kita jatuh dari tempat
tidur semuanya akan kembali terulang sama seperti saat kita aku mulai bermimpi.
Aku tidak ingin menyesali selesainya kebersamaan kita. Sungguh! Aku sama
sekali tidak ingin menyesalinya. Menyesali perpisahan seperti halnya menabur garam
di atas luka, semakin disesali rasa sakit semakin membayangi. Menyesalinya sama
saja memintamu kembali padaku. Mustahil?
Tidak ada yang mustahil hanya saja itu akan terlihat lucu. Dan bagiku,
perpisahan adalah proses dari sebuah hubungan yang melibatkan rasa kehilangan. Sekali
lagi, bagiku ini adalah rasa yang wajar. Kehilangan itu bagaikan seorang
gitaris tanpa satu senarnya. Awalnya sumbang, tapi tak lama kemudian ia akan
menemukan senar baru untuk menggantikan senar barunya.
Lagipula, perpisahan ini membuatku bersyukur. Bersyukur bahwa aku pernah
memilikimu walau tak sepenuhnya dalam perjalanan hidupku. Itu adalah sesuatu
yang manis untuk dikenang. Jika kau bertanya apakah aku akan terus
mengenangnya, aku akan menjawab ya. Kau adalah cerita yang sudah tertulis dalam
keleidoskop kehidupanku. Ada, nyata, dan abadi. Jadi berhenti mengenangnya sama
saja aku mencoba hilang ingatan. Lagipula jika manusia telah mati, ia hanya
akan bisa hadir melalui kenangan orang yang mengenangya. Tenang saja, aku tidak
sedang mendoakanmu untuk segera pergi dari dunia ini =]
Jika kau bertanya apakah aku sempat merasakan kesepian, aku akan menjawab
ya. Kesepian belum tentu datang dari perpisahan, tapi perpisahan pasti
mendatangkan kesepian walau sesaat. Tapi aku yakin, perpisahan tidak akan
pernah membunuhku (kecuali kau adalah seseorang idiot yang sudah tidak
menghargai betapa berharga dan mahalnya kehidupan ini.) ia hanya akan membuatku
mau tidak mau, siap tidak siap menatap ke depan.
Kau harus tahu satu hal, aku takkan pernah mengungkit mengapa kita
berpisah. Perpisahan kita, perpisahan ini, semua adalah kehendak Tuhan. Alasan yang
tercipta pun sebenarnya hanya untuk menutupi campur tangan Tuhan dalam hubungan
kita. Tak apa, aku takkan protes toh rencana Tuhan adalah yang terbaik meskipun
bukan yang termudah.
Aku belum yakin bahwa selepas bersamamu, aku akan bisa mendapatkan
kebahagiaan yang sama seperti saat bersamamu. Tapi aku berjanji akan satu hal,
bahwa aku akan menemukan seseorang yang lebih baik darimu. Bagiku, kebahagiaan
bisa dirintis perlahan dengan langkah pelan tetapi pasti. Tapi tidak halnya
dengen menemukan seseorang yang tepat. Kau harus menemukannya atau mungkin saat
Tuhan berbaik hati, Beliau akan menuntunnya untukmu. Semua jalan bisa memiliki
kemungkinan, tinggal bagaimana Tuhan yang menentukan.
Aku berharap, perpisahan ini bukanlah alasan untuk kita tidak bisa menjadi
sesuatu yang lebih baik. Aku berharap kita bisa menjadi sesuatu yang berbeda di
masa depan. Siapa tahu kan bahkan bisa menjadi sahabatku, walaupun harus aku
katakan bersikap normal di depanmu itu tak semudah saat kita masih bersama. Setidaknya
kita bukanlah musuh di masa depan.
Pada akhirnya, kau adalah salah satu pelajaran terpenting dalam hidupku. Dan
untuk hal itu, aku benar-benar berterimakasih.
Tertanda,
Seseorang yang pernah mengenggam
tanganmu erat.
P.S: Jika ternyata kita bertemu lagi di masa depan dengan sesuatu yang tak
sama seperti pertama bertemu dan terakhir berucap, tolong simpanlah untuk
dirimu sendiri atau berikan kepada seseorang yang kau yakini lebih baik dari
aku. =]
edaaaaan!! bagus tenan gip! awesome! ya Allah aku sampe gabisa komentar. Cuma itu tenan :D
BalasHapusealahhh gifa gifa. hahhahahahaa
BalasHapus