Senin, 17 Desember 2012

Surat Untuk Seseorang


Untuk,
Satu dari beberapa malaikat pelindung hadiah dari Tuhan

Hallo ti, gimana kabar uti sekarang? Baik-baik aja kan? Uti masih seperti dulu kan? Kalau aku hitung, udah 7 tahun uti pergi. Udah 7 tahun juga aku, ayah, ibu, adik, akung dan keluarga lainnya ga bersama wujud fisik uti, tapi aku yakin kasih sayang uti selalu melingkupi keluarga ini.

Uti, sekarang aku udah kelas 11. Kelas 2 SMA. Aku udah jadi ABG yang sebentar lagi siap ga siap harus jadi orang dewasa. Adik udah kelas 7. Kelas 1 SMP. Ayah dan ibu juga udah tambah usia, apalagi akung. Akung walaupun udah sepuh masih mandiri uti. Yah, walaupun kadang agak manja. Tapi kata ibu, itu wajar. Orang tua kalau semakin sepuh pasti balik lagi jadi kayak anak kecil, begitu kata ibu.

Uti, aku kangen sama uti. terakhir aku ketemu uti sehari sebelum kepergian uti. waktu itu, aku masih kelas 3 SD, tahun 2005. Uti pergi karena penyakit TBC yang udah lama ada di tubuh uti. waktu itu, aku ga tahu apa itu TBC, yang aku tahu dari dulu uti sering batuk sampai mengguk. Dan setiap lihat uti batuk, aku Cuma bisa diam aja. kalau engga ya bantuin mijet punggung uti biar dahaknya keluar.

I wish I could turn back the time, but I can’t. Aku berharap aku bisa muter waktu supaya aku balik ke jaman uti masih ada. Uti inget ga jaman Silet masih tentang misteri-misteri gitu? Uti-lah orang yang selalu nemenin aku nonton Silet. Aku takut, tapi penasaran. Dan uti adalah orang yang selalu bersedia nemenin aku walaupun pada akhirnya uti aku cuekin. Uti inget ga jaman aku waktu ga sengaja jatuhin barang pecah belah di rumah? Cuma uti satu-satunya orang yang ga marahin aku. Uti yang berhasil meredam kemarahan ayah, ibu dan akung. Uti inget ga jaman aku belajar naik sepeda? Uti yang bakal ngasih hansaplast ke luka yang timbul gara-gara aku ceroboh. Uti harus tahu, sekarang aku ga pernah pakai hansaplast. Bukannya aku benci, tapi hansaplast ngingetin aku ke uti.

Uti, banyak kenangan yang udah kita lewatin bersama. Dari 16 tahun umurku, 9 tahun aku habisin bareng uti. 9 tahun bukan waktu yang sebentar uti. saking lamanya aku ga inget kenangan apa aja yang udah terjadi. Tapi setidaknya, aku merasa atmosfer hangat ala uti selalu hadir kalau aku lagi stres. Dunno why, tapi aku beneran suka dengan atmosfer hangat uti. more than I love my parent’s warmness.

Uti tahukan dari dulu aku maniak komik? Aku nulis surat ini karena baca beberapa kisah dalam komik yang ngingetin aku tentang uti. komiknya? Ada Detective Conan, ada C.M.B, ada Doraemon, sampai yang paling baru Godhand Teru. Mungkin ceritanya fiktif uti, tapi perasaan yang disampaikan komik itu ke aku ga pernah fiktif, selalu nyata.

Uti, jujur aku mau minta maaf. Maaf kalau aku butuh waktu sampai kelas 6 SD untuk menyadari kalau aku benar-benar kehilangan uti. Maaf kalau selama 9 tahun hidup bareng aku uti pernah kecewa sama aku. Maaf kalau aku selalu nakal dan ngglidik. Maaf kalau aku ga berhasil ngasih kenangan terindah buat uti. Maaf aku ga pernah ngasih ucapan selamat ulang tahun ke uti. maaf kalau aku belum berhasil jadi juara seperti keinginan uti,maaf kalau aku jarang ke makam uti dan untuk maaf-maaf lainnya yang mungkin ga akan selesai kalau aku sebutin satu-satu.

Uti, sebenarnya aku masih pengin lihat wujud fisik uti di keluarga ini. Setidaknya, aku berharap uti ada sampai aku menikah kelak. Terlalu berangan-angan ya? Aku Cuma pengin uti tahun ini lho cucu uti yang paling tomboy dan nakal di antara semua cucunya bisa juga punya suami, hehehe.

Tapi kenyataannya uti udah pergi sebelum aku menyelesaikan SD-ku. Aku bisa apa uti? nangis? Aku sadar nangis ga akan ngembaliin uti ke keluarga ini. Menangisi kepergian uti sama halnya ga rela melepaskan uti menuju tempat yang lebih baik dan lebih kekal. Dan aku pun sadar, uti disana pasti akan sedih kalau terus-terusan ditangisi.

Uti, suatu saat nanti aku bakalan nemenin uti lagi tapi di tempat yang jauh lebih baik. Sampai saat itu tiba, aku akan mewujudkan impianku dulu uti. aku bakalan jadi duta besar, blogger terkenal dan penulis ratusan karya. Ga lupa membanggakan dan membahagiakan orang tua dan keluarga besar. Dan aku berharap kalau atmosfer hangat ala uti akan selalu menemani langkahku kemanapun aku melangkah. Sampai saat itu tiba, aku akan terus berjuang uti :’]



Tertanda,
Cucumu yang paling bengal sekeluarga.





P.S:
Aku tahu surat ini mungkin ga akan pernah uti baca, tapi setidaknya inilah salah satu media dimana aku bisa bercerita tentang seberapa kangennya aku sama uti. lagipula, tanpa uti baca, uti juga bisa meraba perasaanku kan? :]

2 komentar:

  1. aku juga kehilangan utiku waktu aku masih TK. beliau begitu hangat dengan kasih sayangnya. lets pray together for our uti :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. yep, doa adalah senjata terbaik :) anyway, boleh tau ini siapa?

      Hapus