Selasa, 03 Juli 2012

DEDIKASI




Kenapa di sini aku bahas tentang dedikasi? Sebenernya ide untuk membahas tentang apa itu dedikasi udah ada dari lama, tapi baru bisa tertuang sekarang. Jadi, sekarang silahkan menikmati tulisanku yang masih amburadul ini. Kalau ada saran dan kritik yang membangun jangan sungkan-sungkan untuk diungkapkan. J

Dedikasi.

Apa itu dedikasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, dedikasi adalah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu untuk berhasilnya suatu usaha atau tujuan yang mulia; pengabdian. Sedangkan menurut Dictionary.com, Dedication is an act of consecrating something or devoting oneself; Devotion, as to a cause, purpose, or career. Jadi dari 2 pengertian tersebut, arti definisi secara sempit adalah saat dimana kamu meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranmu untuk sesuatu yang kamu suka.

Dedikasi itu bisa dimulai dari hal yang paling biasa dan sederhana banget. Contohnya ketika kamu ingin menyelesaikan sebuah novel yang tebelnya minta ampun, kamu ga bakalan beralih dari novel itu kecuali untuk ibadah, makan, minum, dan ke kamar mandi. Seluruh waktu, tenaga dan pikiran kamu curahin buat menyelesaikan novel itu. Terus contoh lagi adalah ketika kamu mendedikasikan diri kamu untuk mengoleksi hal-hal yang berbau Korea. Entah itu drama, mv, reality show dan lain-lain. Kamu ga bakalan bosan untuk ngedownload meskipun itu lama dan filenya yang ngehabisin memori laptop/PC kamu. Aku pernah diceritain seorang temen yang punya temen. Temennya temenku itu seseorang yang sangat mendedikasikan diri untuk hal berbau Korea. Dia rela nunggu berjam-jam demi ngedownload Super Show 3 yang besaran muatannya 17 Gigabyte! Bisa kalian bayangin ga seberapa lamanya ngedownload kayak gitu? 100 Megabyte aja lamanya udah bisa 1 jam, kebayang kan betapa lamanya? Tapi hal itu sama sekali ga berlaku buat dia yang udah bener-bener mendedikasikan dirinya untuk ngedownload file itu. Karna apa? Balik lagi, karna dedikasi.

Seseorang yang udah mendedikasikan dirinya untuk sesuatu ga bakal mundur begitu saja sampai apa yang ia inginkan ia dapatkan. Dedikasi itu beda banget sama yang namanya ambisius. Dedikasi membutuhkan keberanian, keinginan dan keikhlasan untuk melakukannya sedangkan ambisius itu keberanian dan keinginan yang terlalu meluap-luap tanpa disertai keikhlasan. Orang ambisius biasanya kesulitan untuk mengendalikan keinginan dan keberanian mereka, berkebalikan dengan orang yang berdedikasi yang mampu mengendalikan ketiga unsur tersebut dengan seimbang.

Buatku, dedikasi sendiri bukanlah hal yang gampang. Meskipun sederhana, justru kesederhanaan itu yang membuatkan sedikit banyak menyulitkan. Kita boleh bilang bahwa kita adalah orang yang berdedikasi, tapi setelah ditempa waktu perlahan dedikasi kita mulai meluntur dan ketika dedikasi itu sendiri udah hilang, kita akan dengan mudah meninggalkan hal yang awalnya sangat kita junjung untuk kita dedikasikan.

Tapi ada juga sedikit orang yang menurutku benar-benar berdedikasi di bidangnya. Contoh, bang Raditya Dika, bang Alit Susanto, Bang Pocong a.k.a Arief Muhammad, Regina dan Sean Idol. Mereka adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka untuk menulis. Bang Radit, berawal dari buku Kambing Jantan dan kemudian sudah sampai di Manusia Setengah Salmon, dan dia dengan ikhlas serta berani mendedikasikan cerita hidupnya untuk dibukukan. Itu sama saja dengan dia mengingat segala peristiwa yang dia alami dari lahir sampai segede ini, kalau bukan orang dengan dedikasi tinggi, ga bakal deh mereka mau susah-susah cerita tentang kehidupan mereka yang justru sebenarnya bisa digunakan untuk kita belajar.

Bang Alit Susanto a.k.a Shitlicious. Orang yang pengin banget punya buku dari dia masih jadi siswa sekolahan. Orang yang ga malu buat bilang “Gue adalah orang yang pernah dapet IP cuma satu koma.” Orang yang rela tinggal jauh dari orang tuanya. FYI, mama bang Alit ini kalau ga salah di Batam, Kepulauan Riau. Dan karena dedikasinya itu pula sekarang dia udah punya 3 buku. Masih sedikit, tapi paling tidak dia udah rela “menggadaikan” masa kuliahnya demi 3 karyanya.

Bang Pocong a.k.a Arief Muhammad. Siapa sih yang gatau dia? Pertama kali muncul dengan username twitter @Poconggg semua orang udah penasaran. Kenapa untuk muncul di twitter aja dia pakai menyembunyikan identitasnya. Balik ke orang berdedikasi. Coba deh kalian bayangin jadi seseorang kayak James Bond & Ethan Hunt dan Conan Edogawa a.k.a Shinichi Kudo. Sekalipun mereka fiktif, mereka mengajarkan kita untuk menjadi orang yang berdedikasi tinggi. Mereka mendedikasikan diri mereka untuk menumpas kejahatan dan akibat yang harus mereka tanggung adalah mereka terlihat sebagai orang yang memiliki identitas ganda. Sama kayak bang Arief. Bedanya dia ga menumpas kejahatan tapi dia punya identitas ganda. Di dunia twitter, dia adalah @Poconggg sedangkan di dunia nyata dia adalah Arief Muhammad, seorang mahasiswa Trisakti jurusan hukum. Sekali lagi, dia memiliki dedikasi tinggi. Kalau bukan orang berdedikasi mana mau dia menyembunyikan identitasnya? Bukannya lebih enjoy jadi diri sendiri? Yah walaupun identitas @Poconggg udah terungkap, buatku bang Arief adalah satu satu penulis yang kece.

Regina Ivanova dan Kamasean Matthews atau yang lebih kita kenal sebagai Regina dan Sean Idol. Siapa sih yang gatau mereka berdua? Mereka ini perempuan-perempuan hebat dengan suara emas yang berhasil mengguncang panggung Specta bahkan Indonesia. Apa yang mereka nyanyi selalu jadi TTWW Twitter. Kenapa mereka berdedikasi? Coba kita lihat Regina. 6 kali ikut audisi Indonesian Idol dan sekalinya lolos dia langsung melaju sampai ke Grand Final. 6 kali audisi, ada ga sih orang yang tahan ditolak 6 kali? Ditolak 2 atau 3 kali aja biasanya orang udah nyerah, tapi engga dengan Regina. Akhirnya dengan kerja kerasnya, dia bsia berdiri di panggung Grand Final. Penantiannya selama 6 kali audisi terbayar tuntas bahkan lebih.

Kamasean Matthews atau Sean. Di umurnya yang baru aja menginjak 17 tahun, dia adalah salah satu remaja yang bener-bener mendedikasikan hidupnya dari kecil untuk musik dan pendidikan. Kenapa musik? Kalian lihat deh, jarang remaja sekarang kalau yang engga berbakat banget bisa main gitar dan piano dengan apik ditambah suara yang ciamik. Kalau bukan karna dedikasi tinggi, dia ga bakalan ada di Grand Final. Kenapa pendidikan? Bisa kita lihat, dia adalah orang yang selalu berprestasi di sekolahnya. Seseorang yang bahasa Inggrisnya fluent banget. Seseorang yang berhasil mendapatkan beasiswa full untuk kuliah di salah satu universitas ternama di Australia. Salah satu keberhasilan Sean sebagai orang yang berdedikasi tinggi adalah keberhasilannya di bidang musik maupun pendidikan.

Kenapa aku milih mereka berenam sebagai orang berdedikasi tinggi? Waktu sudah membuktikannya. Mereka sudah dalam perjalanan meniti tangga kesuksesan. Buatku, mereka adalah orang-orang yang benar-benar mengerti apa itu arti dari dedikasi, pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu untuk berhasilnya suatu usaha atau tujuan yang mulia; pengabdian.

Ada lagi contoh dedikasi yang sudah dihadapi anak kelas X yang sekarang naik kelas XI. What is it? Yap! Penjurusan. Banyak yang senang karna masuk jurusan pilihannya, banyak yang kecewa karena gagal masuk jurusan yang diinginkan, dan ada juga yang biasa aja. kenapa aku memasukkan siswa kelas XI ini ke orang yang berdedikasi? Gini deh, contohnya aja aku. Mungkin aku emang suka IPS, tapi takdir Tuhan buatku yang tertulis adalah aku masuk IPA. Mau gamau, suka ga suka aku harus mencoba mendedikasikan diri untuk jurusan IPA. Buatku pribadi, apa yang udah Tuhan tuliskan buatku adalah rencana yang kita sendiri gatau akan bermuara dimana dan bagaimana. Sama dengan mereka yang masuk IPA tapi milih IPS atau mereka yang masuk IPS. Mau gamau suka ga suka, kita harus mendedikasikan diri untuk jurusan yang ada di depan kita. Jangan pernah punya pikiran kita engga bisa menaklukkan IPA/IPS, why? Karena kekuatan sugesti diri sendiri itu jauh lebih kuat dan manjur daripada sugesti orang lain. Dan ketika kita mensugesti diri untuk mendedikasikan diri dengan jurusan yang ada di depan mata kita, percaya deh kita bakalan lebih siap untuk mengarunginya J

Sama aja ketika kita memilih jurusan saat kuliah. Kita akan mendedikasikan diri untuk jurusan yang udah kita tetapkan dan engga tergoda dengan jurusan lain. Tapi kita juga harus sadar, jangan sampai dedikasi kita itu berubah menjadi ambisius. Contohnya, kita pengin banget masuk kedokteran di salah satu universitas terbaik negeri. Kita gamau masuk jurusan kedokteran selain di universitas itu. Entah itu lewat jalur undangan atau SNMPTN di mata kita, kedokteran cuma ada di universitas itu. Dan ketika kita gagal masuk jurusan kedokteran di universitas itu, kita cuma bisa menyesali diri. Akan banyak kata ‘andaikan’ yang tercipta. Andaikan aku dulu engga ngotot di situ, andaikan aku dulu lebih terbuka sama jurusan lain, andaikan aku dulu punya pikiran daftar univ lain dengan jurusan yang sama dan andaikan yang lainnya. Jangan sampai, dedikasi tinggi kita yang berubah menjadi ambisius sampai membakar diri kita sendiri.

Akhirnya, sampai juga kita di akhir tulisanku. Dari semua pemaparanku di atas tentang dedikasi, aku cuma pengin aku dan reader bisa belajar untuk menjadi orang yang berdedikasi. Ga perlu dari hal yang langsung besar, perlahan kita mulai dari hal yang gampang dan sederhana. Dan satu quote dariku...

“Setiap orang berdedikasi tinggi pasti akan menemui kegagalan di awal perjalanannya, bahkan dedikasi tingginya bisa berubah menjadi ambisius. Tapi justru komponen dedikasi, yaitu keberanian, keinginan dan keikhlasan itulah yang akan menuntunnya kembali menuju kesuksesan.”

1 komentar: